Press Release Itu Bukan Cuma Buat Wartawan, lho! Ini Gunanya Buat Kamu (Versi Super Lengkap)

Audiens di acara peluncuran produk Aura X1, menyoroti kegunaan press release untuk pengumuman teknologi baru.

Jujur, deh. Dengar kata “press release” atau “siaran pers”, bayangan kita pasti langsung tertuju pada sesuatu yang kaku, formal, penuh bahasa “korporat” yang bikin ngantuk, dan selembar kertas yang dipegang wartawan di konferensi pers.

Kita sering banget mikir kalau press release itu cuma urusan media. Buat apa kita, masyarakat umum, baca sesuatu yang jelas-jelas ditujukan untuk “pers”? Paling isinya juga cuma pencitraan, kan?

Nah, di sinilah letak salah pahamnya. Di era di mana informasi bisa datang dari mana saja—grup WhatsApp keluarga, thread viral yang provokatif, atau judul berita yang clickbait—kita justru tenggelam dalam lautan opini, interpretasi, dan (nggak jarang) disinformasi. Kita tahu apa kata orang, tapi seringkali kita nggak tahu apa kata sumber aslinya.

Di tengah kekacauan ini, press release justru jadi salah satu alat paling berguna buat kita. Ini bukan cuma soal berita; ini soal mendapatkan info langsung dari sumbernya. Menganggap press release nggak relevan itu ibarat bilang kita nggak butuh lihat menu asli restoran dan cukup percaya sama ulasan food blogger saja. Padahal, keduanya punya fungsi berbeda.

Ini adalah panduan lengkap kenapa kamu, sebagai masyarakat umum, perlu sesekali melirik dokumen yang sering dianggap membosankan ini.

Ngomong-ngomong, Press Release Itu Sebenarnya Apa Sih?

Sebelum kita gali lebih dalam, mari kita samakan persepsi.

Purdue University Online Writing Lab (OWL), salah satu sumber rujukan penulisan, mendefinisikannya dengan sangat jelas.

“Pernyataan resmi yang disampaikan kepada anggota media berita dengan tujuan memberikan informasi, membuat pengumuman resmi, atau membuat pernyataan tentang masalah yang menjadi kepentingan publik.”

Singkatnya: Ini adalah pengumuman resmi dari satu pihak.

Penting juga untuk tahu apa yang bukan termasuk press release:

  • Bukan Iklan: Iklan itu bayar ruang (di TV, koran, atau website) dan tujuannya murni jualan. Press release “gratis”—dikirim ke media dengan harapan media mau meliputnya karena bernilai berita.
  • Bukan Artikel Berita: Ini poin krusial. Artikel berita ditulis oleh jurnalis. Idealnya, jurnalis mengambil press release sebagai bahan awal, lalu memverifikasinya, mencari sudut pandang lain, menambahkan kritik, dan membingkainya dalam konteks yang lebih luas.

Press release adalah bahan mentahnya. Artikel berita adalah hidangan yang sudah jadi (lengkap dengan bumbu dan interpretasi koki).

Nah, sebagai “konsumen” informasi, ada kalanya kita perlu mencicipi bahan mentahnya langsung. Ini alasannya.

1. Dapat Info Mentah: Langsung dari “Dapur” Aslinya

Bayangkan ada pengumuman kebijakan baru dari pemerintah.

  • Press release resminya bilang: “Pemerintah akan memberikan subsidi A untuk warga kategori B dengan syarat C.”
  • Berita 1 mungkin punya judul: “Asyik! Pemerintah Bagi-Bagi Uang Lagi!” (Fokus di ‘asyik’-nya).
  • Berita 2 mungkin judulnya: “Subsidi Pemerintah Tidak Adil, Kategori Ini Ditinggalkan!” (Fokus di kritik).
  • Grup WA mungkin pesannya: “Daftar sekarang! Semua dapat subsidi!$$Link Phishing$$” (Ini hoax).

Semua punya “bumbu” sendiri. Saat kamu membaca press release aslinya, kamu dapat fakta mentahnya. Kamu bisa menilai sendiri: “Oh, jadi syaratnya C, toh. Oh, ternyata cuma buat kategori B.”

Inilah yang disebut memotong perantara atau “filter media”. Jurnalisme yang baik sangat penting untuk memberi kita konteks, tapi di era digital yang super cepat, terkadang narasi atau framing media bisa berbeda-beda.

Dengan membaca rilis aslinya, kamu punya pegangan. Kamu nggak cuma jadi penerima pasif, tapi bisa jadi penilai aktif. Nggak ada bumbu, nggak ada opini (belum). Ini adalah kemampuan literasi media dasar yang penting banget di zaman sekarang.

2. Jadi Konsumen Cerdas: Tahu Produk, Promo, (dan Tanda Bahaya) Duluan

Ini mungkin kegunaan yang paling praktis sehari-hari. Suka gadget, game, otomotif, atau fashion?

Sebelum berita peluncuran produk baru muncul di portal berita favoritmu, info itu hampir pasti dirilis lewat press release. Perusahaan besar seperti Apple, Samsung, Sony (untuk PlayStation), bahkan studio game, menggunakan siaran pers untuk mengumumkan fitur, harga, dan tanggal ketersediaan.

Situs agregator berita teknologi dan bisnis seringkali mengandalkan ini. Seperti yang dicatat oleh Forbes:

“Siaran pers adalah alat yang ampuh untuk mengomunikasikan produk atau layanan baru secara langsung ke publik dan media,

$$membantu$$mengendalikan narasi awal.”

Apa untungnya buat kamu?

  • Tahu Info Akurat: Kamu bisa membandingkan spesifikasi asli langsung dari rilisnya. Kadang, reviewer favoritmu mungkin salah sebut spek atau fitur. Rilis resmi adalah pembandingnya.
  • Jadi yang Paling Update: Kamu bisa jadi yang pertama tahu kapan pre-order dibuka, atau kapan game idamanmu rilis. Banyak perusahaan besar punya bagian “Newsroom” di web mereka.
  • Menghindari Hoax Promo: Pernah dapat info diskon besar-besaran atau undian berhadiah dari sebuah bank atau e-commerce? Banyak di antaranya adalah penipuan. Cara paling gampang ngeceknya? Kunjungi website resmi perusahaan itu. Kalau promo itu benar, pasti ada pengumuman resminya, entah di newsroom atau media sosial resmi. Kalau nggak ada? 99% itu penipuan.

Dengan memantau rilis ini, kamu nggak gampang termakan gimmick marketing yang berlebihan dan lebih kebal dari penipuan.

3. Mengawasi & Minta Transparansi: Jurus Jitu Jadi Warga Keren

Ini bagian pentingnya jadi warga, bukan cuma konsumen. Press release adalah dokumen akuntabilitas. Ini adalah janji tertulis, pernyataan sikap resmi, dan data awal untuk kita “tagih” di kemudian hari.

Mengawasi Pemerintah

Saat pemerintah (baik pusat maupun daerah) mengeluarkan kebijakan baru—soal pajak, kesehatan, pendidikan, infrastruktur—pernyataan resmi pertama mereka seringkali berbentuk press release atau konferensi pers (yang materinya dibagikan lewat press release).

Kenapa ini penting? Karena di sinilah janji dan alasan resmi mereka tercatat.

  • Mereka bilang mau bangun jalan tol baru? Rilisnya akan mencatat target selesainya. Kita bisa awasi.
  • Mereka mengubah aturan impor? Rilisnya akan menjelaskan alasannya. Kita bisa nilai apakah alasannya masuk akal.

Ini adalah bentuk transparansi paling dasar.

Mengawasi Korporasi dan Krisis

Perusahaan besar punya dampak besar. Saat mereka terlibat dalam suatu isu (misalnya isu lingkungan, perburuhan, atau skandal), press release adalah respons pertama mereka.

Ingat, ini adalah “narasi resmi” yang ingin mereka sampaikan.

  • Ada perusahaan yang dituduh mencemari lingkungan? Rilis pertama mereka mungkin akan bilang, “Kami sedang melakukan investigasi internal dan berkomitmen pada kelestarian.”
  • Ada bank yang sistemnya down berhari-hari? Rilis mereka akan menjelaskan (atau mencoba menjelaskan) apa yang terjadi dan apa kompensasinya.

Saat ada simpang siur, kita bisa merujuk ke pernyataan resmi mereka. “Eh, tapi di press release-nya tanggal 5, mereka bilang begini, lho.”

Lembaga seperti Edelman, yang setiap tahun merilis “Trust Barometer” (alat ukur kepercayaan publik), selalu menekankan bahwa transparansi dan komunikasi proaktif adalah kunci utama kepercayaan.

“Komunikasi yang proaktif dan transparan, terutama di saat krisis, adalah pendorong utama kepercayaan. Pernyataan resmi adalah komponen vital dari transparansi ini.” (Diadaptasi dari laporan Edelman)

Membaca press release saat krisis adalah cara kita melihat apa yang mereka ingin kita percayai. Dan itu adalah data yang sangat berharga.

4. Peringatan Dini & Info Kritis: Ini Soal Keselamatan Publik!

Ini mungkin fungsi yang paling krusial dan sering terlewatkan. Press release nggak melulu soal bisnis. Ini juga soal keselamatan publik.

Badan pemerintah (seperti Kemenkes, BPOM, BMKG, OJK) dan perusahaan menggunakan siaran pers untuk hal-hal yang dampaknya langsung ke nyawa dan dompet kita:

  • Penarikan Produk (Recall): Saat ada produk makanan, obat, atau otomotif yang ditemukan berbahaya (misal, ada bakteri di makanan kaleng, atau ada komponen mobil yang cacat). Press release adalah cara tercepat mereka memberitahu publik secara massal.
  • Peringatan Kesehatan: Info soal wabah, jadwal vaksinasi baru, atau temuan obat palsu yang beredar. BPOM secara rutin merilis daftar kosmetik berbahaya, misalnya.
  • Peringatan Bencana: Informasi resmi mengenai potensi bencana alam dari BMKG.
  • Peringatan Keuangan: OJK atau Bank Indonesia sering merilis daftar investasi bodong atau pinjol ilegal terbaru untuk melindungi masyarakat.

Dalam situasi krisis, kecepatan dan akurasi info sangat penting. Public Relations Society of America (PRSA), asosiasi PR terbesar di AS, menekankan:

“Dalam krisis, siaran pers adalah alat vital untuk menyebarkan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada publik untuk memastikan keamanan dan menjaga ketertiban.”

Membaca info ini langsung dari sumbernya (bukan dari grup WhatsApp yang nggak jelas dan sudah diforward 10 kali) bisa sangat menentukan. Ini bedanya antara panik karena hoax dan waspada karena fakta.

5. Melihat Peluang: Bukan Cuma Buat Investor Kakap

Kamu mungkin bukan investor besar yang main saham triliunan. Tapi press release bisa kasih kamu petunjuk soal peluang emas yang seringkali nggak disadari orang lain.

  • Investor Ritel (Kita-kita ini): Perusahaan publik (Tbk.) wajib mengumumkan laporan keuangan, rencana ekspansi, merger, atau akuisisi lewat rilis resmi (via IDX atau newsroom). Info ini, menurut Investopedia, bisa “secara signifikan memengaruhi harga saham.” Ini adalah cara kita, investor kecil, dapat info yang sama dengan investor besar. Ini soal level playing field.
  • Pencari Kerja: Perusahaan mengumumkan pembukaan pabrik baru atau ekspansi besar di kotamu? Itu sinyal bakal ada banyak lowongan kerja. Ini adalah info A1, jauh sebelum lowongannya muncul di portal kerja. Kamu bisa siap-siap duluan.
  • Pelaku UKM/Freelancer: Perusahaan besar mengumumkan program kemitraan baru untuk UKM? Atau mereka sedang fokus ke digital transformation? Ini peluang buatmu menawarkan jasa atau produk.
  • Mahasiswa & Komunitas: Organisasi nirlaba atau universitas mengumumkan program beasiswa baru, acara komunitas gratis, atau hasil penelitian baru? Ini adalah peluang yang bisa kamu manfaatkan. Penelitian dari universitas (misal, UGM, UI, ITB) sering dirilis ke publik dan bisa jadi sumber data gratis untuk skripsimu.

Oke, Aku Mulai Tertarik. Terus Nyarinya di Mana?

Ini bagian praktisnya. Kamu nggak perlu langganan apa-apa. Ini beberapa cara gampang menemukan press release:

  1. Google Aja! Cara termudah. Ketik nama perusahaan/lembaga + “press release” atau “siaran pers”. Contoh: “Bank Indonesia siaran pers”, “Samsung Indonesia newsroom”, “Kemenkes rilis”.
  2. Kunjungi Website Resminya. Hampir semua perusahaan dan lembaga pemerintah punya bagian di website mereka yang namanya:
    • “Newsroom”
    • “Media” / “Ruang Media”
    • “Press” / “Pers”
    • “Investor Relations” (kalau perusahaan Tbk.)
    • “Publikasi”

    Di situlah “harta karun” info resminya disimpan.

  3. Lewat Distributor (Kalau Mau Lebih Canggih). Ada perusahaan yang bisnisnya memang menyebarkan press release. Ini disebut newswires atau kantor berita. Cision (PR Newswire) dan Business Wire adalah dua yang terbesar di dunia. Di Indonesia, ada juga Antara (via InfoPublik) yang sering jadi rujukan. Ini tempat di mana rilis dari ribuan perusahaan kumpul jadi satu.

Biar Nggak Salah Baca: Tips Singkat Membedah Press Release

Oke, kamu sudah nemu satu press release. Tapi kok bahasanya kaku, ya? Wajar. Ini tips membacanya:

  • Lihat Judul dan Subjudul: Ini adalah rangkuman utamanya.
  • Cek Dateline (Tanggal): Paling penting! Jangan sampai kamu heboh sama berita diskon, padahal rilisnya tahun 2018. Dateline juga menyebutkan kota (misal, JAKARTA – 4 November 2025).
  • Paragraf Pertama (Lead): Ini adalah jawaban 5W+1H (What, Who, When, Where, Why, How). Baca paragraf pertama, kamu sudah dapat 80% inti informasinya.
  • Cari “Kutipan”: Cari paragraf yang ada tanda kutipnya (“…”). Ini adalah pernyataan langsung dari pejabat penting (CEO, Menteri, Direktur). Ini menunjukkan kenapa mereka melakukan ini dan apa pesan utama yang ingin mereka sampaikan.
  • Cari Angka dan Fakta: Abaikan dulu bahasa “bunga-bunga” kayak “inovatif”, “terdepan”, “revolusioner”. Fokus ke datanya: Angka, tanggal, nama produk, spesifikasi.
  • Loncat ke Boilerplate: Di bagian paling akhir, ada paragraf pendek yang bunyinya “Tentang$$Nama Perusahaan$$…”. Ini disebut boilerplate. Ini cuma profil standar perusahaan, bisa kamu lewati kalau sudah kenal perusahaannya.
  • Lihat Kontak Media: Di bagian paling bawah, ada nama dan email/nomor HP. Ini bukan buat customer service. Ini kontak untuk wartawan.

Jadi, Anggap Saja Ini “Catatan Rilis” Dunia Nyata

Nggak, kamu nggak harus langganan semua press release di dunia. Hidupmu bakal penuh banget!

Tapi, anggaplah press release itu seperti release notes (catatan rilis) saat aplikasi di HP-mu di-update. Isinya adalah “Apa yang baru? Apa yang diperbaiki? Apa yang perlu kamu tahu?”

Saat kamu sedang butuh info yang sangat valid soal satu topik spesifik—baik itu produk baru, kebijakan pemerintah, atau klarifikasi isu—mencari “siaran pers resmi” adalah langkah cerdas.

Itu adalah cara terbaik untuk dapat info, straight from the source. Dan di zaman yang bising ini, kemampuan untuk kembali ke sumber aslinya adalah sebuah superpower.

Daftar Referensi:

  1. Purdue University Online Writing Lab (OWL). (2024). Press Releases. (Memberikan definisi akademis dan praktis).
  2. Public Relations Society of America (PRSA). (2023). Ethical Standards and Practice. (Membahas peran PR dalam diseminasi info, terutama saat krisis).
  3. Forbes. (2023). Why The Press Release Is Still A Powerful Tool In Your Marketing Arsenal. (Perspektif media dan bisnis mengenai kegunaan rilis).
  4. Cision / PR Newswire. (2024). What Is a Press Release?. (Sebagai salah satu distributor siaran pers terbesar di dunia, definisi mereka adalah standar industri).
  5. Investopedia. (2024). Press Release: What It Is, Different Types, and Examples. (Fokus pada dampak siaran pers di dunia keuangan dan investasi).
  6. Edelman. (2024). Edelman Trust Barometer. (Meskipun bukan spesifik tentang press release, laporan ini adalah sumber primer tentang pentingnya transparansi korporat, di mana siaran pers adalah alatnya).
  7. Nielsen. (2023). Trust In Advertising Study. (Memberikan konteks tentang bagaimana konsumen memercayai berbagai bentuk komunikasi, termasuk branded content yang sering diawali oleh siaran pers).
  8. Poynter Institute. (2024). Journalism Ethics & Practices. (Menyediakan sumber daya tentang bagaimana jurnalis (seharusnya) menggunakan siaran pers secara etis, yang relevan bagi publik untuk memahami perannya).

 

Scroll to Top